Rabu, 10 Juni 2009

Pengantar Mekanika Tanah

Ilmu Mekanika Tanah adalah ilmu alam pada perkembangan selanjutnya akan menjadi dasar dalam analisis dan desain perencanaan suatu pondasi. Sehingga dapat dibedakan perbedaan antara mekanika tanah dengan teknik pondasi.

Mekanika tanah adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan oleh gaya - gaya yang bekerja. Sedangkan Teknik Pondasi merupakan aplikasi prinsip - prinsip Mekanika Tanah dan Geologi, yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan pondasi seperti gedung, jembatan, jalan, bendung dan lain - lain. Oleh karena itu perkiraan dan pendugaan terhadap kemungkinan adanya penyimpangan dilapangan dari kondisi ideal pada mekanika tanah sangat penting dalam perencanaan pondasi yang benar.

Agar suatu bangunan dapat berfungsi secara sempurna, maka seorang sarjana teknik harus bisa membuat perkiraan dan pendugaan yang tepat tentang kondisi tanah dilapangan.




1. DEFINISI MEKANIKA TANAH

Sejarah terjadinya tanah, pada mulanya bumi berupa bola magma cair yang sangat panas. Karena pendinginan, permukaannya membeku maka terjadi batuan beku. Karena proses fisika (panas, dingin, membeku, dan mencair) batuan tersebut hancur menjadi butiran - butiran tanah (sifat - sifatnya tetap seperti batu aslinya : pasir, kerikil, dan lanau). Oleh proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan menjadi lapuk sehingga menjadi tanah dengan sifat berubah dari batu aslinya.

Disini dikenal Transported Soil, adalah tanah yang lokasinya berpindah dari tempat terjadinya yang disebabkan oleh aliran air, angin, es, dan Residual Soil (tanah yang tidak pindah dari tempat terjadinya).

Oleh proses alam, proses perubahan dapat bermacam - macam dan berulang. Batu menjadi tanah karena pelapukan dan penghancuran, dan tanah bisa menajdi batu karena proses pemadatan, sementasi. Batu bisa menajdi batu jenis lain karena panas, tekanan, dan larutan.

Batuan dibedakan menjadi:

- Batuan beku (granit, basalt)

- Batuan sedimen (gamping, batu pasir)

- Batuan metamorf (marmer).

Tanah terdiri atas butir - butir diantaranya berupa ruang pori. Ruang pori dapat terisi udara atau air. Tanah juga dapat mengandung bahan - bahan sisa atau pelapukan tumbuhan atau hewan. Tanah semacam ini disebut tanah organik.

a. Perbedaan Batu dan Tanah

Batu merupakan kumpulan butir - butir mineral alam yang saling terkait erat dan kuat. Sehingga sukar untuk dilepaskan. Sedangkan tanah merupakan kumpulan butir - butir mineral alam yang tidak melekat atau melekat tidak erat, sehingga sangat mudah untuk dipisahkan. Sedangkan Cadas adalah peralihan antara batu dan tanah.

b. Jenis - jenis Tanah

Fraksi - frkasi tanah (Jenis tanah berdasarkan butir) :

1). kerikil (gravel) > 2,00 mm

2). pasir (sand) 2,00 - 0,06 mm

3). lanau (silt) 0,06 - 0,002 mm

4). lempung (clay) < 0,002 mm


Pengelompokan jenis tanah dalam praktek berdasarkan campuran butir :

1). Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir - butir tanahnya berupa pasir dan kerikil.

2). Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir - butir tanahnya berupa lempung dan lanau.

3). Tanah organik adalah tanah yang cukup banyak mengandung bahan- bahan organik.


Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatnya :

1). Tanah Kohesif adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir - butirnya (tanah lempung = mengandung lempung cukup banyak).

2). Tanah Non Kohesif adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir - butirnya (hampir tidak mengandung lempung misal pasir).

3). Tanah Organik adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan - bahan organik (sifat tidak baik).


(1). Berat volume tanah kering





(2). Berat volume tanah basah




(3). Berat volume jenuh air




(4). Kadar air





(5). Kadar air jenuh







Senin, 08 Juni 2009

Instalasi Pengolahan Air Limbah - Suwung

TINGKAT PELAKSANAAN PROYEK

Apabila tidak terdapat perubahan apapun dalam pelaksanaannya, proyek ini diharapkan dapat melayani cakupan area seluas 1.199 ha (yang meliputi Denpasar 502 ha, Sanur 331 ha, dan Kuta 348 ha).

Adapun masyarakat yang dapat terlayani diperkirakan berjumlah 103.200 jiwa (masing-masing Denpasar 73.700 jiwa, Sanu 16.500 jiwa dan Kuta 13.000 jiwa), melalui pekerjaan yang akan dilaksanakan berupa

  • Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas pengolahan 51.000 m3/hari
  • Jaringan pipa air limbah (diamater 200 -1200 mm) dengan panjang total 131.120 km.
  • Rumah pompa di Sanur & Kuta
  • Sambungan Rumah (SR) sebanyak 10.000 unit.

Sampai dengan saat pencanangan dimulainya pembangunan proyek oleh Presiden, kegiatan yang telah dilaksanakan baru terbatas pada kegiatan Jasa Konsultan yang telah menelan biaya sebesar 486,14 juta Yen, sedangkan paket-paket kegiatan Konstruksi masih dalam proses.

Hal terpenting yang telah melegakan ialah dimulainya proyek ini (masih terlambat), sepenuhnya mendapat dukungan dari Gubernur Bali, Bupati Badung, Walikota Denpasar serta seluruh lapisan masyarakat, terutama yang terkena dampak pembangunan proyek ini.

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH

Air limbah dari WC, kamar mandi dan dapur disalurkan melalui pipa yang dihubungkan dengan jaringan pipa air limbah menuju IPAL.

Penggalian dan pemasangan pipa air limbah mempergunakan metode yang sudah memperhitungkan segala aspek yang berhubungan dengan keamanan dan ketidaknyamanan, sehingga gangguan yang mungkin ditimbulkan selama pelaksanaan pemasangan pipa dapat ditekan seminimal mungkin.

Beberapa metode yang diterapkan dalam konstruksi pemasangan pipa air limbah yaitu:

  • Sistem galian terbuka tanpa turap penahan.
  • Sistem galian terbuka dengan turap kayu/baja/sheeting plate.
  • Sistem "Jacking", yang digunakan untuk perlintasan sungai, jalan yang padat lalu lintasnya dan galian yang dalam.

Pada pelaksanaan konstruksi diterapkan metode Clean Construction yaitu tanah bekas galian langsung dimuat ke dalam truck diangkut menuju stock yard (tempat penampungan).

Penggalian dengan excavator dan langsung
dimuat ke dalam truck

Pemasangan pipa tanpa turap

Pemasangan pipa dengan turap (Sheeting Plate)

Pemasangan pipa dengan sistem jacking


Setelah pipa terpasang, jalan yang telah digali dikembalikan dan diaspal lagi seperti semula (seperti kondisi sebelum digali).

Proses pemadatan bekas galian pipa

Pengaspalan pada bekas galian pipa


Pengaturan lalu lintas sangat penting dalam proyek ini mengingat pemasangan pipa dilakukan di jalan yang umumnya padat lalu lintas. Pengaturan arus lalu lintas dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Perhubungan/DLLAJ, Kepolisian dan bahkan dengan anggota masyarakat.

Pada pengaturan ini disiapkan beberapa fasilitas kelengkapan seperti papan peringatan lalu lintas (sign board), pembatas area kerja yang terbuat dari seng (fence), plastic cone, lampu putar dll.


Rambu-rambu lalu lintas untuk memperlancar
dan mengurangi kemacetan lalu lintas

Petugas pengatur lalu lintas berseragam,
dilengkapi dengan bendera dan alat komunikasi


Panjang pipa yang akan dipasang pada Tahap I ini adalah:

Wilayah Layanan

Tahap I

Denpasar

68,00 km

Sanur

32,40 km

Legian-Seminyak

21,70 km


SAMBUNGAN RUMAH

Sambungan Rumah meliputi jaringan perpipaan yang akan menyalurkan air limbah dari Kamar Mandi, WC, Tempat Cuci, Dapur dll menuju House Inlet (bak kontrol) yang dibangun di halaman depan rumah pelanggan.

Dari House Inlet ini, air limbah kemudian dihubungkan / disalurkan dengan pipa PVC ke pipa sewer yang ada di jalan.

1. Limbah Rumah Tangga

2. Bak Kontrol Limbah


3. Lateral Sewer

4. House Inlet

5. Main Hole

House Inlet akan berfungsi sebagai bak kontrol bagi pemeliharaan saluran air limbah dari pelanggan (rumah-tangga, Hotel, Restoran, Perkantoran dll), sehingga memudahkan apabila terjadi sumbatan dll.

House Inlet (Bak Kontrol) dan Pemeliharaannya di halaman rumah.


Untuk pemenuhan kebutuhan estetika dari para pelanggan DSDP yang sudah tidak lagi memiliki halaman, House Inlet ini dibangun dengan menyesuaikan tuntutan di lapangan agar tidak mengganggu kenyamanan pelanggan.

House Inlet di daerah pertokoan Denpasar, menyesuaikan dengan kondisi / kebutuhan awal


Sistem pengolahan air limbah DSDP ini menggunakan sistem kolam aerasi dan kolam sedimentasi. Sistem aerasi digunakan dengan maksud untuk mengurangi kebutuhan luas lahan dan meningkatkan proses pengolahan menjadi lebih cepat sekaligus meniadakan bau yang mungkin timbul akibat proses oksidasi yang tidak sempurna.

Sistem ini relatif sederhana sehingga tidak memerlukan tenaga/ operator dengan kualifikasi khusus untuk pengoperasian dan pemeliharaannya. Ditinjau dari segi biaya investasi dan operasi pemeliharaan, biaya yang diperlukan relatif rendah.

IPAL ini berlokasi dekat Pelabuhan Benoa yang terletak antara Wilayah Sanur dan Wilayah Legian-Seminyak nantinya akan menghasilkan keluaran air olahan dengan BOD kurang dari 30 mg/lt (masih lebih baik dari standar baku mutu yaitu 50 mg/lt), dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk penyiraman taman kota atau dialirkan ke laut.

Untuk mengatasi kemungkinan adanya rembesan terhadap air tanah pada kolam aerasi dilakukan pelapisan dengan geomembrane dan geotextile (lapisan kedap air yang sangat kuat).

Lingkungan di sekitar IPAL akan ditanami pepohonan dan diberi taman sehingga nyaman untuk dilihat. Dengan demikian diharapkan bahwa kekhawatiran dan pandangan bahwa IPAL merupakan tempat yang kumuh dan kotor akan dapat dihilangkan.

IPAL tersebut juga direncanakan dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk penanaman kesadaran terhadap lingkungan bagi para pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.




Inlet

Inflow pumping station



Pompa di Inflow pumping station

Receiving Tank

Kolam Aerasi

Kolam Sedimentasi

Air limbah yang dihasilkan rumah tangga, perhotelan, rumah makan, dan tempat-tempat lainnya di Denpasar, Badung, Legian, dan Tabanan, disalurkan melalui pipa ke pumping station (rumah pompa) yang berada beberapa lokasi seperti di Kuta (Kuta Pumping Station) dan Sanur (Sanur pumping Station) dan berakhir ke IPAL DSDP Suwung. Dalam IPAL terdapat empat kolam yang masing-masing terdiri dari dua kolam aerasi dan dua kolam pengendapan (sedimentasi) dengan kedalaman masing-masing 4 meter. Setelah diproses, air limbah akan menajdi air biasa lagi dan untuk sementara dibuang ke laut. Kedepannya diharapkan air bersih tersebut bisa menjadi air baku untuk diolah menjadi air minum dan suplai irigasi.


Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi, Gianyar



TPA Temesi Gianyar terletak ±12 km dari pusat kota gianyar / 15 menit perjalanan dari pusat kota gianyar.

PENGOLAHAN & FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH TPA TEMESI

TPA Temesi merupakan TPA Open Dumping yang wilayah kerjanya mencakup daerah kabupaten Gianyar. Sistem pengumpulan sampah, terutama sampah rumah tangga di kabupaten Gianyar, dilakukan sebagai berikut:

Tiap Rumah Tangga menyediakan tempat atau wadah sampah tertutup yang dilapisi kantong plastik, untuk menampung sampah yang tidak dapat dimanfaatkan.

Pool Container, biasanya terletak di pinggir jalan di sebuah lokasi pemukiman dan memiliki volume kurang lebih 6-10 meter kubik, berbentuk sebuah bak penampungan besi. Pool caontainer ini diangkut oleh truk dinas kebersihan dengan sistem hidrolik.

Pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan. Pengangkutan sampah dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk pengangkut sampah mempunyai tugas di wilayah tertentu. Jenis angkut yang digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA antara lain:

Truk Terbuka,
memiliki kapasitas cukup besaruntuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA dengan menutup bagian atas dengan jaring atau terpal, truk jenis ini biasa beroprasi pagi hari mulai dari jam 06.30 -08.30 wita dan malam hari jam 18.30-20.30 wita.


Setibanya di TPA Temesi, sampah langsung dihamparkan dilahan seluas 2400m². Setelah dihamparkan, warga sekitar TPA Temesi yang berprofesi sebagai pemulung berdatangan dan memilah antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan dicacah dan hasil cacahan tersebut diendapkan selama ±3 bulan sampai menghasilkan kompos (untuk dijual dengan harga Rp. 1.000,00/Kg) dan gas metan yang dapat dimanfaatkan untuk memasak. Untuk pembuangan gas yang terbentuk dari degradasi bahan organik di TPA, langsung dialirkan melalui pipa yang terdapat di lapisan dasar timbunan sampah untuk langsung dilepas ke udara.

Gambar: Pemilahan sampah

Fasilitas yang disediakan di TPA Temesi (Gianyar)

THEME PARK – PUSAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Pendidikan lingkungan dan kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam mengatasi masalah lingkungan dan merubah iklim. Di fasilitas ini tersedia berbagai informasi, solusi dan alternatif dalam menangani masalah lingkungan yang terjadi. Tujuan dari Theme park adalah untuk menjadikan kunjungan ke tempat ini menarik dan tak terlupakan.

Gambar: Di dalam fasilitas Theme Park


Fasilitas lainnya yang terdapat di pusat pendidikan lingkungan, adalah:

  • Energi alternative: demontrasi energi alternatif yang masih dikembangkan seperti energi yang dihasilkan dari windmill (energi angin), photovoltaic (energi surya) dan biomassa (energi dari gas metan) disertai eksperimen.
  • Demo SODIS ( Solar Disinfection)

SODIS adalah suatu metode pengolahan air dengan memanfaatkan sinergi antara sinar UV-A dan panas matahari untuk membunuh bakteri dalam air minum yang menyebabkan diare.

Proses memasak air dengan sinar matahari adalah teknologi sederhana yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas air minum. SODIS memanfaatkan radiasi matahari untuk membunuh bakteri (pathogenic microorganism) yang menyebabkan sumber penyakit.




  • Museum: memperlihatkan incinerator yang dulu fungsinya adalah untuk membakar sampah, namun sekarang sudah tidak dipergunakan lagi.
  • Waste Water Garden: untuk memproses pembuangan limbah toilet yang ada di fasilitas.


1. Unit Digeser

- Bangunan kedap gas kedap udara dengan diameter 2,8 m.

- Digunakan sebagai unit sedimentasi untuk air limbah dengan konsentrasi organik tinggi.

- Produksi gas metannya merupakan sumber dari energi terbaharui dengan volume gas 2 m3/hari.

- Berbentuk kubah atau setengah bola berfungsi untuk menangkap gas bio yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk memasak atau keperluan lain seperti untuk penerangan.

2. Unit Sedimentasi

- Merupakan sistem dua ruang yang sederhana.

- Digunakan sebagai unit sedimentasi dan stabilisasi lumpur.

- Bak sedimentasi pada dasarnya adalah bak sedimentasi lumpur yang telah distabilisasi dengan penguraian anaerobik.

- Di dalam bak sedimentasi terjadi dua bentuk pengolahan, pengolahan mekanik (sedimentasi) dan pengolahan biologis (kontak dengan lumpur aktif). Sedimentasi akan terjadi dengan optimal jika aliran yang ada mengalir pelan dan tanpa gangguan. sementara pengolah biologis akan optimal jika kontak antara aliran limbah baru dan lumpur aktif (yang telah mengendap) terjadi dengan intensif.

3. Unit Anaerobic Filter

Prinsip dari reaktor anaerobic filter adalah pengolahan zat tidak terendap dan tidak terlarut dengan mengalirkannya melalui surplus massa bakteria aktif. Surplus bakteria aktif inilah yang akan menguraikan zat tersebut. Bakteri selalu menetap di suatu lokasi yang sesuai untuk mereka. Tempat menetapnya bakteri biasanya adalah pada material filter seperti krikil, batuan, atau plastik khusus disediakan dalam reaktor. Untuk IPAL sistem di Temesi ini menggunakan material filter dari batu vulcano. Ukuran batu yang biasanya dipakai adalah batu berdiameter 5-15 cm. Air limbah dialirkan dengan sistem aliran dari bawah ke atas melalui media filter secara terus menerus. Semakin luas tempat untuk berkembangnya bakteri maka semakin cepat pula proses penguraian. Permukaan kasar akan memberikan area yang lebih luas. Dalam waktu singkat bakteri yang ada dalam filter akan menutup lubang dan melapis filter. Ketika bakteri menjadi sangat tebal, maka material filter perlu dibersihkan dengan melakukan back flushed (pencucian) atau memindahkan filter untuk dibersihkan diluar reaktor. Filter Anaerobik merupakan reaktor yang dapat diandalkan dan kuat.

  • Alternatif komposting: demo berbagai
    teknik dan skala
    komposting, seperti komposting skala rumah tangga, komposting vermiculture (dengan memanfaatkan cacing), komposting skala toilet, dsb.
  • Demo Rumah Hemat Listrik

    Merupakan demonstrasi untuk menunjukan cara-cara menghemat energi dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain karena sumber energi kita yang terbatas, hal kecil yang dapat kita lakukan sehari-hari ini juga memiliki peranan penting dalam mengurangi pembentukan gas rumah kaca yang terlepas ke atmosfer.

  • Bamboo house: tempat beristirahat bagi para pengunjung fasilitas dan Theme Park.


  • Demo Bioreaktor

    Bioreaktor skala kecil untuk menunjukan tentang proses terbentuknya gas metan dari sampah padat dan cair yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

  • Proses Daur Ulang Kertas

    1. Berbagai macam kertas dikumpulkan untuk di daur ulang kecuali kertas yang berlapis plastik atau lilin.

    2. Sobek kertas menjadi potongan-potongan kecil.

    3. Rendam potongan kertas ke dalam air selama kurang lebih 1 hari.

    4. Potongan yang lunak ditumbuk sampai halus.

    5. Campur bubuk kertas dengan air di dalam bak, aduk hingga rata. Jika menginginkan berwarna, beri warna alami yang bahannya bisa dari kunyit, daun pandan atau batu arang. Hancurkan bahan tersebut dan campur dengan air, lalu masukkan ke dalam bak tadi.

    6. Masukkan cetakkan ke dalam bak berisi bahan tersebut kemudian diangkat. Setelah diangkat ditiriskan sejenak sampai airnya habis.

    7. Setelah cetakkan ditiriskan, bagian atas cetakan yang terisi dibalik dan diletakkan di atas kain dengan di lap secara perlahan-lahan sampai terpisah dengan cetakan.

    8. Lalu angin-anginkan kertas yang telah dicetak tersebut dampai kering tanpa sinar matahari langsung.

    9. Jika kertas telah kering, lepaskan dari kain dan dipres atau disetrika agar permukaannya halus.

    10. Hasil Akhir.




TEKNOLOGI KOMPOSTING TEMESI

Gambar: Sampah-sampah yang nantinya diolah menjadi kompos


Komposting bukanlah proses dengan teknologi yang rumit. Di Eropa dan Amerika Serikat, hanya hasil dari penguraian aerobik yang dapat disebut sebagai kompos. Produk anaerobik memiliki kualitas rendah dan hanya dapat disebut sebagai soil conditioners.

Produk kompos terjadi melalui interaksi antara mikroba dengan bahan organik, oksigen dan air. Untuk mendukung aktivitas mikroba yang optimal, kandungan kelembaban harus dijaga pada kisaran 40 – 60 % dan temperatur sekitar 650C harus dipertahankan selama mungkin. Selama keseluruhan proses, harus diperhatikan juga kandungan oksigen paling tidak mencapai 12%. Setiap minggu, kompos table harus dibalik, dicampur dan diberi air untuk menjaga kondisi tetap optimal untuk terjadinya proses komposting. Proses komposting di Temesi dilakukan dalam bentuk table, memiliki tinggi 3-4 m, lebar 30 m dan panjang 60 m. Aerasi dilakukan dengan memasang pipa pada table kompos untuk menjamin proses berlangsung dalam kondisi aerobik.

Gambar: table kompos

Adanya proses composting aerobik mencegah pembentukan dan terlepasnya gas metan ke atmosfer yang 21-23 kali lebih kuat dari pada karbon dioksida sebagai gas rumah kaca. Hal ini menjadikan komposting aerobik memiliki syarat sebagai suatu Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism) dalam Protokol Kyoto.

Fasilitas pengolahan sampah Temesi yang baru seluas 2400 m2 memiliki kapasitas untuk mengolah 42,5 ton sampah organik menjadi 15 ton composting berkualitas baik setiap harinya.

Gambar: composting


Teknologi yang diterapkan adalah teknologi sederhana yang sentralisasi dengan investasi dan biaya operasional yang rendah. Tujuan proyek adalah menciptakan model yang dapat ditiru di seluruh Indonesia atau bahkan di Asia Tenggara untuk mengatasi masalah sampah. Pendekatan seperti ini dapat menghilangkan maslaah mendasar dan racun dari landfill.

Gambar: pengepakan kompos



Peringkat I UNEP-2008 APFED Showcase Programme

FASILITAS Pengolahan Sampah Temesi-Gianyar teregistrasi di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) — badan PBB yang mengurus konvensi perubahan iklim — dan memenuhi syarat pengurangan emisi 77.000 ton CO2 tersertifikasi untuk periode kredit 10 tahun.

Registrasi didapatkan karena teknik pengolahan sampah organik menjadi kompos memenuhi standar mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism — CDM) yang tertuang dalam Protokol Kyoto. Teknik penguraian untuk mengolah sampah organik menjadi kompos menggunakan teknik penguraian aerobik. Sementara manajemen fasilitas adalah Desa Adat Temesi yang membentuk Yayasan Pemilahan Sampah Temesi.

Dana karbon kredit akan digunakan untuk biaya operasional fasilitas, kontribusi ke Desa Adat Temesi, pengembangan fasilitas dan manajemen serta replikasi proyek serupa di tempat lainnya di Bali dan Indonesia. Saat ini perusahaan travel operator Swiss-Kuoni telah menyatakan kesediaannya untuk membeli CO2 dalam standar penerapan CDM proyek ini.

Atas keberhasilan ini, United Nations Environment Programme (UNEP) meloloskan proposal Gianyar Waste Recovery Project sebagai yang terbaik dari 353 proposal yang diseleksi dari negara-negara Asia-Pasifik. Proyek ini diresmikan tanggal 12 Desember 2008 dan dihadiri oleh Duta Besar Swiss dan Duta Besar Kanada.

Minggu, 07 Juni 2009

PENGETAHUAN UMUM TENTANG PELABUHAN

  1. Umum
    1. Definisi Pelabuhan

      Dalam Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

      Pengertian Secara Umum, Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang.

      Ditinjau dari sub sistem angkutan (Transport), maka pelabuhan adalah salah satu simpul dari mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum pelabuhan adalah suatu daaerah perairan yang terlindung terhadap badai/ombak/arus, sehingga kapal dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang sauh,sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga (piers or wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju pelabuhan selanjutnya dapat dilaksanakan.

      Secara teknis pelabuhan adalah salah satu bagian dari Ilmu Bangunan Maritim, dimana padanya dimungkinkan kapal-kapal berlabuh atau bersandar dan kemudian dilakukan bongkar muat.


  1. Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan


    Sesuai Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 70 tahun 1996 tentang Pelabuhan dalam Pasal 8 merupakan daerah yang digunakan untuk :

    a. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi :

    1. Perairan tempat labuh

    1. Kolam labuh
    2. Alih muat antar kapal
    3. Dermaga
    4. Terminal penumpang
    5. Pergudangan
    6. Lapangan penumpukan
    7. Terminal peti emas, curah cair, curah kering dan RO-RO
    8. Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
    9. Fasilitas bunker
    10. Instalasi air, listrik dan telekomonikasi
    11. Jaringan jalan dan rel kereta api
    12. Fasilitas pemadam kebakaran
    13. Tempat tunggu kendaraan bermotor

    b. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi :

    1. Kawasan perkantoran untuk mengguna jasa pelabuhan;
    2. Sarana umum;
    3. Tempat penampungan limbah;
    4. Fasilitas pariwisata, pos, dan telekomunikasi;
    5. Fasilitas perhotelan dan restoran ;
    6. Areal pengembangan pelabuhan;
    7. Kawasan perdagangan;
    8. Kawasan industri.


      Fasilitas bangunan pelabuhan adalah suluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam daerah kerja suatu pelabuhan baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran pendukung guna memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan.

    1. Bangunan Pelabuhan berdasarkan letaknya:

    a. Di laut:

  • Alur pelayaran

Yaitu daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam wilayah pelabuhan. Alur ayaran ini dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu (pertama) artificial channel adalah alur yang sengaja dibuat sebagai jalan masuk kapal ke dermaga dengan mengadakan pengerukan dan (kedua) natural channel yaitu alur pelayaran yang telah terbentuk sedemikian rupa oleh alam

  • Kolam
    Pelabuhan

Daerah disekitar dermaga yang digunakan kapal untuk melakukan aktivitasnya. Kolam Pelabuhan Minimal harus memiliki ukuran Panjang (L)= B + 1,4 B + 1,5 B + 30m, dan Lebar (W) = 1,5 B (dimana B = Lebar kapal) dan turning basin = 4 L tanpa tug boat dan 1,7 L sampai dengan 2 L dengan tug boat


  • Breakwater/talud

Salah satu bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk melindungi daerah pelabuhan dari gelombang dan sedimentasi, yaitu dengan memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal dapat berlabuh dan bertambat dengan tenang serta dapat melakukan bongkar muat dengan lancer. Talud ini dapat di bagi menjadi 3 jenis yaitu (a) penahan gelombang batu alam (rubble mounds breakwater). (b) penahan gelombang batu buatan (artificial breakwater) (c) penahan gelombang dinding tegak.

  • Dermaga

Sarana Tambatan Bagi Kapal Bersandar Untuk Bongkar/Muat Barang Atau Embarkasi/Debarkasi Penumpang

b. Di darat:

  • Jalan

adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. lintasan ini menghubungkan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Fungsi jalan adalah untuk melancarkan kegiatan bongkar muat di pelabuhan

  • Lapangan
    penumpukan
  • Gudang

adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal.

  • Kantor, terminal penumpang
  • Bak air, emplasemen dll.

2.
Bangunan Pelabuhan berdasarkan prioritas pengunaannya:

a. Infrastruktur (Fasilitas Pokok)

  • Alur pelayaran
  • Kolam pelabuhan
  • Breakwater/talud
  • Dermaga
  • Jalan

b. Suprastruktur (Fasilitas Penunjang)

  • Lapangan penumpukan
  • Gudang
  • Kantor
  • Terminal penumpang, dll
  1. Klasifikasi Pelabuhan
  • Klasifikasi pelabuhan dari sudut teknis

    Dari sudut teknis, pelabuhan dapat dibagi menjadi :

  1. Pelabuhan Alam (natural and protected harbour), adalah suatu daerah yang menjurus ke dalam ('inlet') terlindung oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di suatu teluk, sehingga nafigasi dan berlabuhya kapal dapat dilaksanakan.

    Contoh: Dumai, Cilacap, New York, Hamburg dan sebagainya.

  2. Pelabuhan Buatan (artificial harbour), adalah suatu daerah perairan yang dibuat manusia sedemikian, sehingga terlindung terhadap ombak/badai/arus, sehingga memungkinkan kapal dapat merapat.

    Contoh: Tanjung Priok, Dover, Colombo dan sebagainya.

    1. Pelabuhan Semi Alam adalah (Semi natural harbour)

    Contoh: Palembang

  • Klasifikasi pelabuhan dari sudut jasa yang diberikan

    Dari sudut jasa yang diberikan,pelabuhan dibagi menjadi:

  1. Golongan (a). Ditinjau dari pemungutan jasa-jasa:
  2. Pelabuhan yang diusahakan, yaitu pelabuhan dalam binaan Pemerintah yang sesuai kondisi, kemampuan dan pengembangan potensinya, diusahakan menurut azas hukum perusahaan.
  3. Pelabuhan yang tidak diusahakan, Yaitu pelabuhan dalam pembinaan Pemerintah yang sesuai kondisi kemampuan dan pengembangan potensinya masih menonjol sifat "overheid-zorg".
  4. Pelabuhan otonom, yaitu pelabuhan yang diserahkan wewenangnya untuk mengatur diri sendiri.


  1. Golongan (b).ditinjau dari jenis perdagangan:
  2. Pelabuhan Laut, ialah pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan dalam dan luar negeri yang menganut Undang-Undang Pelayaran Indonesia.
  3. Pelabuhan Pantai, ialah pelabuhan yang tebuka untuk jenis perdagangan Dalam Negeri.


  1. Golongan (c) Ditinjau dari jenis pelayanan kepada kapal dan muatannya.
  2. Pelabuhan Utama (mayor port), yaitu merupakan pelabuhan yang melayani kapal-kapal besar dan merupakan pelabuhan pengumpul/pembagi muatan.
  3. Pelabuhan Cabang (feeder port), merupakan pelabuhan yang melayani kapal-kapal kecil yang melayani pelabuhan utama.


  • Ditinjau dari segi penyelenggaraannya
  1. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum
  2. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu


  • Ditinjau dari segi penggunaannya
  1. Pelabuhan Ikan
  2. Pelabuhan Minyak
  3. Pelabuhan Barang
  4. Pelabuhan Campuran
  5. Pelabuhan Militer


SEJARAH PELABUHAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Sehingga peran pelabuhan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mobilitas sosial dan perdagangan di wilayah ini sangat besar. Oleh karenanya pelabuhan menjadi faktor penting bagi pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian negara.

Sejarah Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta


Pelabuhan Tanjung Priok dibangun karena sejak pertengahan 1630-an lumpur yang mengendap di muara Ciliwung merupakan problem bagi kapal-kapal untuk berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa. Lumpur makin menumpuk ketika terjadi gempa bumi 1699. Saat Terusan Suez dibuka dan hubungan laut makin ramai, Sunda Kelapa sudah tidak lagi dapat menampung kapal-kapal uap yang bobotnya jauh lebih besar untuk sandar. Maka dipilihlah Tanjung Priok yang lokasinya 9 km dari Sunda Kelapa. Ketika hendak dibangun, banyak para pengusaha dengan keras menentangnya. Mereka khawatir perusahaan yang banyak terdapat di sekitar Kali Besar bila gulung tikar bila pelabuhan baru dikembangkan. Tapi kekhawatiran ini tidak perlu setelah merebak isu Tanjung Priok sarang malaria dan kawasan tidak sehat.

Untuk memperlancar arus barang dari perusahaan-perusahaan yang berkantor di Kali Besar dengan komplek pelabuhan maka dibuatlah terusan (Ancol) yang dapat dilayani kapal kecil dan perahu pengangkut komoditas ekspor-impor dengan jalan kereta listrik dua jalur. Akibat hubungan arus barang yang lancar hingga mereka tidak perlu memindahkan kantornya ke Priok. Rupanya ketika itu pungli belum separah sekarang ini hingga segalanya berjalan lancar. Sejak Indonesia merdeka, di Priok dan pelabuhan lainnya dikenal istilah 'biaya siluman'. Tidak heran beberapa waktu lalu ribuan sopir demo karena sudah tidak tahan lagi merajalelanya pungli. Sementara para penyelundup bermaim 'mata' dengan berbagai aparat tanpa mengenal malu menilep uang rakyat.

Saat diresmikan, semula Priok dianggap dapat menampung semua kapal dari berbagai negera, terutama dari Eropa yang makin marak berdatangan ke Hindia Belanda. Ternyata tidak cukup besar hingga perlu dilakukan pelebaran. Pelebaran dan perluasan pertama dilakukan selama tujuh tahun (1910-1917). Seperti raksasa tak pernah kenyang pelebaran terus dilakukan di Priok. Jadilah ia sebagai pelabuhan terbesar di negeri ini. Dan, Priok pun makin makin banyak didatangi mereka yang ingin mengadu nasib. Dengan meningkatnya pelayaran maka dibangunlah KPM (Koninklijke Paketvaard Maatchappij) yang sejak 1891 merupakan perusahaan pelayaran terbesar di Hindia Belanda. Dengan ratusan armada modernnya, KPM dapat menjangkau seluruh pelabuhan di Indonesia. Yang kini menjadi tersendat-sendat setelah diambil alih dan dinasionalisasi Pelni pada 1957.

Pada 6 April 1925 dibuka stasiun baru dari Meester Cornelis (Jatinegara)-Tanjung Priok. Merupakan stasiun KA utama yang monumental dengan 8 jalur. Bangunannya bertumpu pada ratusan tiang pancang, memiliki atap penutup dari beton, mirip stasiun KA Amsterdam. Pada masa itu (dan mungkin sekarang ini), saat pembukaannya dilakukan selamatan untuk seluruh karyawan dan pekerja yang terlibat dalam pembangunan. Dua kepala kerbau ditanam di kedua sisi stasiun. Hal yang sama juga terjadi saat pembangunan stasiun Beos (Jakarta Kota). Kala itu masyarakat yakin bahwa tiap pembangunan proyek besar harus ada tumbal, yakni menanam kepala kerbau. Untuk mencegah jangan sampai nantinya proyek tersebut meminta korban.

Tanjung Priok di zaman Belanda adalah pelabuhan yang tertata rapi, asri dan bebas banjir, kata Ny Ashari (75 tahun) yang selama puluhan tahun tinggal di Priok. Salah satu keindahan adalah perahu-perahu milik perkumpulan Yachlt Club yang sampai tertambat berjejer di dermaga. Yacht Club yang pernah berjaya adalah perkumpulan pecinta lautan yang didirikan sejumlah warga Belanda. Yachlt Club sebuah gedung cukup megah di tepi pantai, sampai 1970-an menjadi salah satu tempat hiburan paling banyak didatangi. Kita dapat menyantap hidangan laut sambil menikmati deburan ombak. Satu lagi tempat hiburan di Priok adalah Pantai Zandvoord (orang menyebutnya Sampur). Pantainya yang bening dan belum kena polusi, di hari-hari liburan banyak dikunjungi masyarakat. Mereka yang tinggal agak jauh datang dengan naik kereta api. Letaknya sekitar 3 km dari Taman Impian Jaya Ancol, yang kala itu masih jadi tempat monyet.

BENDUNGAN PALASARI

Sejarah Bendungan Palasari

Bali barat merupakan salah satu bagian wilayah pembangunan dari 4 Wilayah Pembangunan Daerah Bali dengan luas 841,8 km2, umumnya merupakan daerah yang relatif kering dengan potensi sumber air yang relatif kecil, terutama pada musim kemarau dimana persediaan air hanya ada pada saat musim penghujan. Maka usaha pertanian terutama tanaman padi yang sangat membutuhkan air yang cukup dan teratur tidak dapat terpenuhi. Dengan potensi sumber air yang tersedia ini, maka pola tanam yang diterapkan umumnya padi-palawija atau hanya padi saja dan sering kebutuhan air didapat dari curah hujan. Disamping itu, dilihat dari keseimbangan air, Bali Barat jauh lebih kritis dibandingkan dengan Bali Selatan dengan 4 buah danau alamnya. Melihat keadaan yang demikian, maka masyarakat sangat mendambakan agar sarana air dapat tersedia dengan cukup dan teratur untuk dapat meningkatkan usaha pertanian sungai Sanghyang Gede di desa Palasari, kecamatan Melaya, kabupaten Jembrana.

Melihat kenyataan tersebut pemerintah telah mengadakan survei atau studi kemungkinan pengembangan sumber air tersebut. Salah satu diantaranya adalah kemungkinan pembangunan bendungan (waduk). Setelah diadakan studi dan perencanaan yang mendalam maka telah ditetapkan pembangunan Bendungan Palasari yang berlokasi 22 km sebelah barat laut kota Negara atau 120 km sebelah barat kota Denpasar.

Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 31 Juli 1989. Bendungan Palasari bertipe urugan batu dengan inti tanah di tengah. Tinggi bendungan di ukur dari dasar sungai adalah 39.8 m, elevasi puncak bendungan pada kurang lebih 81.8 m, panjang puncak 350 m, dengan lebar puncak 10 m, diukur dari galian pondasi terdalam tinggi bendungan menjadi 50 m. Volume total badan bendungan 720000 m3.

Batuan dasar di tapak bendungan Palasari adalah batu konglomerat, batu pasir, dan batu pasir kapuran (calcareous sandstone). Perlapisan konglomerat hampir mendatar, melapuk, dan menipis di puncak bukit dan daerah pelana. Di daerah dasar dan tebing bendungan terdapat potensi kebocoran yang perlu ditutup dengan grouting tirai dalam. Hasil pengujian permeabilitas lapangan di lokasi ini menunjukkan kisaran angka permeabilitas k antara 10-2 dan 10-5 cm/dt.


Perencanaan Bendungan Palasari

Untuk mengatasi masalah air ini, maka mulai tahun 1973 telah dilaksanakan studi dan penyelidikan kemungkinan pengembangan sumber-sumber air, baik air permukaan maupun air tanah dan mata air, yang dilaksanakan melalui Proyek Pengembangan Sumber Air Bali. Salah satu kemungkinan pengembangan sumber air adalah dengan pembangunan bendungan (waduk) yang diadakan studi oleh PT. Indah Karya bekerja sama dengan Sir. Mac Donald and partner dari Inggris.

Dalam studi ini disampaikan salah satu alternatif konstruksi bendungan, yaitu :

  1. Bendungan dari urugan tanah (Earth Fill Dam)
  2. Tinggi bendung 36 meter
  3. Kapasitas waduk efektif 6 juta m3
  4. Luas daerah irigasi 1300 Ha

Dengan alternatif ini diperoleh Economic Internal Rate of Return (EIRR) sebesar 7,8 %. Dengan memperhatikan kemungkinan teknis lainnya, mulai tahun 1980-1981 dilaksanakan studi kembali oleh konsultan Electro-Consult (ELC) Italia dengan alternatif konstruksi bendungan tipe urugan batu dengan inti tanah liat (Rock Fill Dam) dan diperoleh EIRR sebesar 10,7 %.


Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Palasari

Pembangunan fisik Bendungan Palasari dimulai bulan Maret 1986 dan dapat diselesaikan dalam waktu 3,5 tahun sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Sebagai pelaksana pembangunan adalah kontraktor nasional PT. Brantas Abipraya Malang dan untuk pekerjaan mekanikal dilaksanakan oleh sub kontraktor PT. BBI Surabaya. Pembangunan bendungan ini menelan biaya sebesar Rp 9 Milyar yang bersumber dari pinjaman Asian Development Bank (ADB).


Data Teknis

  1. Waduk/Reservoir
  • Elevasi air (normal maksimum) : +77.0 m
  • Elevasi air (normal minimum) : +58 m
  • Luas genangan waduk : 87 Ha
  • Volume total : 8 juta m3
  • Volume efektif : 6.5 juta m3
  • Elevasi air banjir maksimum : +80.83 m
  • Luas daerah aliran : 42.30 km2
  1. Bendungan/ DAM


  • Tipe : timbunan batu inti tanah lihat (rock fill with clay core).
  • Tinggi maksimum : 39.8 m
  • Volume timbunan : 585500 m3
  • Lebar puncak : 8 m
  • Panjang puncak : 350 m
  • Elevasi puncak : +81.8 m


  1. Terowongan dan Intake


  • Panjang : 204.85 m
  • Diameter : 4 m
  • Elevasi dasar inlet : +48 m
  • Elevasi dasar outlet : + 46.5 m
  • Elevasi dasar sungai : +45 m
  • Elevasi ambang intake : +55.5 m


  1. Pelimpah (Spill way)


  • Tipe : free overflow chute / ogee spill way
  • Kapasitas maksimum : 1160 m3/dt
  • Panjang : 171 m
  • Lebar hulu : 80 m
  • Lebar hilir : 20 m
  • Elevasi mercu : +77 m


Manfaat Pembangunan Bendungan Palasari

Ditinjau secara menyeluruh Pulau Bali, maka dengan proyek ini dapat menciptakan keseimbangan tata air di daerah Bali. Seperti halnya dengan wilayah lainnya yang telah memiliki danau alam. Dengan tersedianya air akan memberikan kepastian dan jaminan bagi petani (subak) dalam melakukan kegiatan pertanian serta dapat meningkatkan areal tanam dari 370 Ha menjadi 1300 Ha yang terdiri dari 13 subak, disamping itu juga meningkatkan intensitas tanam dari pola padi-palawija menjadi dua kali padi dan sekali palawija. Dengan demikian diharapkan pula adanya peningkatan pendapatan petani.

Daerah genangan waduk yang cukup luas sekitar 87 hektar sangat bermanfaat pula bagi usaha perikanan air tawar, yang berarti akan dapat meningkatkan gizi masyarakat serta adanya usaha tambahan yang tentunya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Bali Barat yang telah memiliki beberapa objek wisata yang menarik seperti Taman Nasional Bali Barat, Pura Rambut Siwi, Wisata Bahari, serta kesenian dan kebudayaan lainnya. Dengan telah dibangunnya bendungan ini berarti akan menambah kayanya objek wisata di Bali Barat.

Dengan selesainya bendungan ini yang akan mengairi areal sawah dari beberapa subak dan kemungkinan berkembangnya subak baru, maka pembentukan subak gede sebagai wadah koordinasi sangatlah penting. Khusus untuk daerah Bali, pengelolaan air oleh subak yang berasal dari waduk baru pertama kalinya dilaksanakan. Hal ini merupakan suatu tantangan.

Dengan makin tersedianya air yang lebih mencukupi dan terjamin sepanjang musim, disamping adanya peningkatan intensitas tanam, maka dengan pelaksanaan usaha pertanian yang lengkap dan intensif diharapkan akan dapat meningkatkan hasil produksi setiap hektarnya. Lebih lanjut dapat diharapkan program pemerintah dalam mempertahankan serta lebih meningkatkan swasembada akan menjadi semakin nyata.