Senin, 08 Juni 2009

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi, Gianyar



TPA Temesi Gianyar terletak ±12 km dari pusat kota gianyar / 15 menit perjalanan dari pusat kota gianyar.

PENGOLAHAN & FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH TPA TEMESI

TPA Temesi merupakan TPA Open Dumping yang wilayah kerjanya mencakup daerah kabupaten Gianyar. Sistem pengumpulan sampah, terutama sampah rumah tangga di kabupaten Gianyar, dilakukan sebagai berikut:

Tiap Rumah Tangga menyediakan tempat atau wadah sampah tertutup yang dilapisi kantong plastik, untuk menampung sampah yang tidak dapat dimanfaatkan.

Pool Container, biasanya terletak di pinggir jalan di sebuah lokasi pemukiman dan memiliki volume kurang lebih 6-10 meter kubik, berbentuk sebuah bak penampungan besi. Pool caontainer ini diangkut oleh truk dinas kebersihan dengan sistem hidrolik.

Pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan. Pengangkutan sampah dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk pengangkut sampah mempunyai tugas di wilayah tertentu. Jenis angkut yang digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA antara lain:

Truk Terbuka,
memiliki kapasitas cukup besaruntuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA dengan menutup bagian atas dengan jaring atau terpal, truk jenis ini biasa beroprasi pagi hari mulai dari jam 06.30 -08.30 wita dan malam hari jam 18.30-20.30 wita.


Setibanya di TPA Temesi, sampah langsung dihamparkan dilahan seluas 2400m². Setelah dihamparkan, warga sekitar TPA Temesi yang berprofesi sebagai pemulung berdatangan dan memilah antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan dicacah dan hasil cacahan tersebut diendapkan selama ±3 bulan sampai menghasilkan kompos (untuk dijual dengan harga Rp. 1.000,00/Kg) dan gas metan yang dapat dimanfaatkan untuk memasak. Untuk pembuangan gas yang terbentuk dari degradasi bahan organik di TPA, langsung dialirkan melalui pipa yang terdapat di lapisan dasar timbunan sampah untuk langsung dilepas ke udara.

Gambar: Pemilahan sampah

Fasilitas yang disediakan di TPA Temesi (Gianyar)

THEME PARK – PUSAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Pendidikan lingkungan dan kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam mengatasi masalah lingkungan dan merubah iklim. Di fasilitas ini tersedia berbagai informasi, solusi dan alternatif dalam menangani masalah lingkungan yang terjadi. Tujuan dari Theme park adalah untuk menjadikan kunjungan ke tempat ini menarik dan tak terlupakan.

Gambar: Di dalam fasilitas Theme Park


Fasilitas lainnya yang terdapat di pusat pendidikan lingkungan, adalah:

  • Energi alternative: demontrasi energi alternatif yang masih dikembangkan seperti energi yang dihasilkan dari windmill (energi angin), photovoltaic (energi surya) dan biomassa (energi dari gas metan) disertai eksperimen.
  • Demo SODIS ( Solar Disinfection)

SODIS adalah suatu metode pengolahan air dengan memanfaatkan sinergi antara sinar UV-A dan panas matahari untuk membunuh bakteri dalam air minum yang menyebabkan diare.

Proses memasak air dengan sinar matahari adalah teknologi sederhana yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas air minum. SODIS memanfaatkan radiasi matahari untuk membunuh bakteri (pathogenic microorganism) yang menyebabkan sumber penyakit.




  • Museum: memperlihatkan incinerator yang dulu fungsinya adalah untuk membakar sampah, namun sekarang sudah tidak dipergunakan lagi.
  • Waste Water Garden: untuk memproses pembuangan limbah toilet yang ada di fasilitas.


1. Unit Digeser

- Bangunan kedap gas kedap udara dengan diameter 2,8 m.

- Digunakan sebagai unit sedimentasi untuk air limbah dengan konsentrasi organik tinggi.

- Produksi gas metannya merupakan sumber dari energi terbaharui dengan volume gas 2 m3/hari.

- Berbentuk kubah atau setengah bola berfungsi untuk menangkap gas bio yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk memasak atau keperluan lain seperti untuk penerangan.

2. Unit Sedimentasi

- Merupakan sistem dua ruang yang sederhana.

- Digunakan sebagai unit sedimentasi dan stabilisasi lumpur.

- Bak sedimentasi pada dasarnya adalah bak sedimentasi lumpur yang telah distabilisasi dengan penguraian anaerobik.

- Di dalam bak sedimentasi terjadi dua bentuk pengolahan, pengolahan mekanik (sedimentasi) dan pengolahan biologis (kontak dengan lumpur aktif). Sedimentasi akan terjadi dengan optimal jika aliran yang ada mengalir pelan dan tanpa gangguan. sementara pengolah biologis akan optimal jika kontak antara aliran limbah baru dan lumpur aktif (yang telah mengendap) terjadi dengan intensif.

3. Unit Anaerobic Filter

Prinsip dari reaktor anaerobic filter adalah pengolahan zat tidak terendap dan tidak terlarut dengan mengalirkannya melalui surplus massa bakteria aktif. Surplus bakteria aktif inilah yang akan menguraikan zat tersebut. Bakteri selalu menetap di suatu lokasi yang sesuai untuk mereka. Tempat menetapnya bakteri biasanya adalah pada material filter seperti krikil, batuan, atau plastik khusus disediakan dalam reaktor. Untuk IPAL sistem di Temesi ini menggunakan material filter dari batu vulcano. Ukuran batu yang biasanya dipakai adalah batu berdiameter 5-15 cm. Air limbah dialirkan dengan sistem aliran dari bawah ke atas melalui media filter secara terus menerus. Semakin luas tempat untuk berkembangnya bakteri maka semakin cepat pula proses penguraian. Permukaan kasar akan memberikan area yang lebih luas. Dalam waktu singkat bakteri yang ada dalam filter akan menutup lubang dan melapis filter. Ketika bakteri menjadi sangat tebal, maka material filter perlu dibersihkan dengan melakukan back flushed (pencucian) atau memindahkan filter untuk dibersihkan diluar reaktor. Filter Anaerobik merupakan reaktor yang dapat diandalkan dan kuat.

  • Alternatif komposting: demo berbagai
    teknik dan skala
    komposting, seperti komposting skala rumah tangga, komposting vermiculture (dengan memanfaatkan cacing), komposting skala toilet, dsb.
  • Demo Rumah Hemat Listrik

    Merupakan demonstrasi untuk menunjukan cara-cara menghemat energi dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain karena sumber energi kita yang terbatas, hal kecil yang dapat kita lakukan sehari-hari ini juga memiliki peranan penting dalam mengurangi pembentukan gas rumah kaca yang terlepas ke atmosfer.

  • Bamboo house: tempat beristirahat bagi para pengunjung fasilitas dan Theme Park.


  • Demo Bioreaktor

    Bioreaktor skala kecil untuk menunjukan tentang proses terbentuknya gas metan dari sampah padat dan cair yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

  • Proses Daur Ulang Kertas

    1. Berbagai macam kertas dikumpulkan untuk di daur ulang kecuali kertas yang berlapis plastik atau lilin.

    2. Sobek kertas menjadi potongan-potongan kecil.

    3. Rendam potongan kertas ke dalam air selama kurang lebih 1 hari.

    4. Potongan yang lunak ditumbuk sampai halus.

    5. Campur bubuk kertas dengan air di dalam bak, aduk hingga rata. Jika menginginkan berwarna, beri warna alami yang bahannya bisa dari kunyit, daun pandan atau batu arang. Hancurkan bahan tersebut dan campur dengan air, lalu masukkan ke dalam bak tadi.

    6. Masukkan cetakkan ke dalam bak berisi bahan tersebut kemudian diangkat. Setelah diangkat ditiriskan sejenak sampai airnya habis.

    7. Setelah cetakkan ditiriskan, bagian atas cetakan yang terisi dibalik dan diletakkan di atas kain dengan di lap secara perlahan-lahan sampai terpisah dengan cetakan.

    8. Lalu angin-anginkan kertas yang telah dicetak tersebut dampai kering tanpa sinar matahari langsung.

    9. Jika kertas telah kering, lepaskan dari kain dan dipres atau disetrika agar permukaannya halus.

    10. Hasil Akhir.




TEKNOLOGI KOMPOSTING TEMESI

Gambar: Sampah-sampah yang nantinya diolah menjadi kompos


Komposting bukanlah proses dengan teknologi yang rumit. Di Eropa dan Amerika Serikat, hanya hasil dari penguraian aerobik yang dapat disebut sebagai kompos. Produk anaerobik memiliki kualitas rendah dan hanya dapat disebut sebagai soil conditioners.

Produk kompos terjadi melalui interaksi antara mikroba dengan bahan organik, oksigen dan air. Untuk mendukung aktivitas mikroba yang optimal, kandungan kelembaban harus dijaga pada kisaran 40 – 60 % dan temperatur sekitar 650C harus dipertahankan selama mungkin. Selama keseluruhan proses, harus diperhatikan juga kandungan oksigen paling tidak mencapai 12%. Setiap minggu, kompos table harus dibalik, dicampur dan diberi air untuk menjaga kondisi tetap optimal untuk terjadinya proses komposting. Proses komposting di Temesi dilakukan dalam bentuk table, memiliki tinggi 3-4 m, lebar 30 m dan panjang 60 m. Aerasi dilakukan dengan memasang pipa pada table kompos untuk menjamin proses berlangsung dalam kondisi aerobik.

Gambar: table kompos

Adanya proses composting aerobik mencegah pembentukan dan terlepasnya gas metan ke atmosfer yang 21-23 kali lebih kuat dari pada karbon dioksida sebagai gas rumah kaca. Hal ini menjadikan komposting aerobik memiliki syarat sebagai suatu Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism) dalam Protokol Kyoto.

Fasilitas pengolahan sampah Temesi yang baru seluas 2400 m2 memiliki kapasitas untuk mengolah 42,5 ton sampah organik menjadi 15 ton composting berkualitas baik setiap harinya.

Gambar: composting


Teknologi yang diterapkan adalah teknologi sederhana yang sentralisasi dengan investasi dan biaya operasional yang rendah. Tujuan proyek adalah menciptakan model yang dapat ditiru di seluruh Indonesia atau bahkan di Asia Tenggara untuk mengatasi masalah sampah. Pendekatan seperti ini dapat menghilangkan maslaah mendasar dan racun dari landfill.

Gambar: pengepakan kompos



Peringkat I UNEP-2008 APFED Showcase Programme

FASILITAS Pengolahan Sampah Temesi-Gianyar teregistrasi di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) — badan PBB yang mengurus konvensi perubahan iklim — dan memenuhi syarat pengurangan emisi 77.000 ton CO2 tersertifikasi untuk periode kredit 10 tahun.

Registrasi didapatkan karena teknik pengolahan sampah organik menjadi kompos memenuhi standar mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism — CDM) yang tertuang dalam Protokol Kyoto. Teknik penguraian untuk mengolah sampah organik menjadi kompos menggunakan teknik penguraian aerobik. Sementara manajemen fasilitas adalah Desa Adat Temesi yang membentuk Yayasan Pemilahan Sampah Temesi.

Dana karbon kredit akan digunakan untuk biaya operasional fasilitas, kontribusi ke Desa Adat Temesi, pengembangan fasilitas dan manajemen serta replikasi proyek serupa di tempat lainnya di Bali dan Indonesia. Saat ini perusahaan travel operator Swiss-Kuoni telah menyatakan kesediaannya untuk membeli CO2 dalam standar penerapan CDM proyek ini.

Atas keberhasilan ini, United Nations Environment Programme (UNEP) meloloskan proposal Gianyar Waste Recovery Project sebagai yang terbaik dari 353 proposal yang diseleksi dari negara-negara Asia-Pasifik. Proyek ini diresmikan tanggal 12 Desember 2008 dan dihadiri oleh Duta Besar Swiss dan Duta Besar Kanada.

3 komentar:

  1. Kayaknya dulu aku yang ikut bangun Temesi deh. Salam untuk dosen sipil ya

    BalasHapus
  2. ada softcopyny kagak??
    isi link download dunkZZZ!!!!!!!
    ha hii hii hii

    BalasHapus
  3. I was a young researcher in biomass technology. And I've been using biomass combustion technologies in the industry in Indonesia. Our technology is very effective, very low cost, very low smoke, low power, very easy operation, very easy maintenance, and capable of producing heat up to 1400 Celsius. We need your support to campaign for this technology to the world. that we are able to produce the maximum enertgi renewable and very stable.

    for further information please contact us at:

    dananekocahyono@yahoo.com.sg
    Santosorising.blogspot.com
    0857.360.180.37

    BalasHapus